Kamis, 22 Juli 2010

LAPORAN BBAT SUKABBUMI

BAB I
PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang
Tuhan menciptakan yang ada di muka bumi ini untuk manusia yang ada di muka bumi untuk memenuhi hidupya. Manusia yang di beri akal dan piran selalu berusaha untuk memperbaiki hidup agar melalui pendidikkan khusus dalam bidang yang berkaitan dengan kemajuan Negara, Indonesia memiliki laut yang sangat luas dan berpotensial tinggi begitupula di bidang perikanan laut maupun perikanan darat .
Sumber daya alam di Indonesia cukup melimpah dan luas termasuk dalam bidang kelautan dan perikanan, namun dalam pemanfaatan dan pengelolaan yang kurang optimal mengakibatkan banyak penangkapan dan penjaraan secara liar. Potensi perairan di Negara kita jika di ambil terus-manerus,maka lama-kelamaan akan habis. Menanggulangi hak tersebut, sekarang lagi diupayakan pembudidayaan perairan di Negara kita pemanfaatan sumber daya perairan yang optimal sangat di perlukan
Selain itu untuk meninkatkan sumberdaya manusia agar lebih baik salah satu upayah yang di lakukan adalah melalui pendidikan karena pendidikan adalah factor utama yang mempengaruhi kemajuan Negara maupun secara pribadi suatu Negara pada saat itu direktorat pendidikan dasar menegah kejuruan (SMK) baik yang ada di pusat kota seperti di cidaun yang terlatak di cianjur selatan setelah di buka sekolah menegah kejuruan yang berstatus negeri 4 cajur
Dengan program studi kalautan dan perikanan yang bertujuan untuk menvetak anak-anak lulusan dari sekolah ini untuk menjadi para pengusaha khususnya di daerah masing-masing dan umumnya di Negara Indonesia.





1.2 Tujuan
1) Sebagai pusat pengembangan ikan air tawar dari seluruh propinsi
2) Sebagai tempat pelatihan-pelatihan guru-guru kejuruan atau dosen
3) Sebagai tempat penelitian atau tampat menhasilkan ikan-ikan spesies baru atau perkawinan silan antara spesies yang lain.
4) Sebagai tempat mangan mahasiswa ataupun sekolah kejuruan
5) Agar mahasiswa tau tempat /pusat pengembangan ikan air tawar.





































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Budidaya ikan Gurami (Osphronemus gourami sp)
Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke seluruh wilayah asia tenggarah dan cina. Merupakan salah satu ikan labyrinth dan secara toksonimi termasuk famili Osphronemidae. Ikan gurami adalah salah satu komoditas yang banyak di kembangkan olah para petani hal ini di karnakan permintaan pasar cukup tinggi, pemiliharaan murah dan harga relative stabil.
A. Morfologi
Phylum : Cordata
Kelas : Pisces
Ordo : Labirinthici
Sup ordo : Anabantoidei
Famili : Anabantidae
Genus : Osphoronemus
Spesies :Osphronemus gourami sp
Secara morfologi ikan gurami memiliki garis leteral tunggal, lengkap dan tidak berputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahan bawah. Sirip ekor bulat. Jarih-jarih lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat perabah.
Tinggi badang 2,0 – 2,1 kali dari panjang standar. Pada ikan mudah terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 9-10 buah pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat.
B. Habitat
Asli ikan gurami di rawa dan daratan rendah. Salah satu factor yang membedakan daratan rendah dan daratan tinggi adalah suhu air dan mutu air. Suhu di daratan rendah lebih panas dari pada di daratan tinggi. Berkaitan dengan suhu ikan gurami hidup dengan sangat baik delam air dengan suhu antara 25-28 oC . Ikan gurami sangat pekah terhadap suhu sehingga jika ikan gurami di pelihara dalam air dengan suhu 15 oC ikan ini tidak dapat berkembang biak. Kepekaan ikan gurami terhadap suhu yang rendah sebenarnya dapat di tanggulangi dengan merekayasa lingkungan, misalnya dengan memperdalam badan air sehingga terjadi kestabilan suhu . sementara itu ikan gurami dapat hidup 800 m di atas permukaan air laut.
C. Ciri-ciri jantang dan betina
Ciri khas perbedaan yang paking menonjol antara induk jantang dan betina adalah tonjolan di bagian kepala atau dahi,bibir bawah tebal dam memerah pada saat birahi dan tidak memiliki warnah hitam pada ketiak sirip dada serta bagian perit di urut kearah genital akan keluat cairan berwarna putih. Sedankan cirri-ciri induk betina memilii cirri-ciri sebaliknya dari induk jantang.
Ikan jantang yang siap menjadi induk memiliki cirri-ciri : panjang standar 30-35 cm, berumur 24-30 bulan dan bobot mencapai 1,5-2 kg. sedangkan induk betina memiliki cirri-ciri : panjang standar 30-35 cm, dengan bobot mencapai 30-36 kg. dan berumur kuran lebih 30-36 bulan. Dalam pemijahan sebaiknya di gunakan induk yang mencapai berat sekitar 3 kg ( betina ) dan 4-5 kg (jantan).













2.2 Budidaya ikan jambal siam (Pengasius Hiphpthalmus)
Ikan jambal siam merupakan salah satu jenis ikan sangat popular di masyarakat. Ikan ini berasal dari Taiwan pertamakali di datangkan ke Indonesia pada tahun 1972 oleh balai penelitian perikanan air tawar bongor. Sebutan lain ikan jambal siam adalah ikan lele Bangkok atau pengasius dan di Negara asalmnya di sebut dengan nama “ Pla sawai “.
Karena sudah cukup lama di Indonesia dan memiliki berbagai kelebihan di bandingkan ikan lainnya. Merupakan ikan jambal siam merupakan ikan mudah di terimah oleh masyarakat dan menyebar hamper ke seluruh pelosok tanah air. Maka tak heran, di masa yng akan dating ikan ini menjadi salah satu ikan komuditas andalan di Indonesia.
A) Klasifikasi ikan jambal siam (Pengasius Hiphpthalmus)
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Super class : Pisces
Class : Ostechtyes
Sub class : Actinopterygii
Bangsa : Ostariophysi
Marga : Pengasius
Jenis : Pengasius Hypopthalmus sp
B) Biologi ikan jambal siam (Pengasius Hiphpthalmus)
Ikan jambal siam memiliki tubuh memanjang, bentuk tubuh pipi, Tidak bersisik, kepala kecil, mata kecil dan memiliki 2 pasang kumis.ikan jambal siam banyak I temukan di sungai, di asia tenggara seperti di thailan, kamboja, dll. Ikan jambal siam termasuk ikan Omnivora namun pada saat larva ikan jambal siam bersifat karnifora.larva ikan jambal siam jika kantung kunung telurnya udah habis dia bersifat kanibal.ikan jambal siam sudah apat di pijahkan umur 4 tahun pada musi hujan.




C) Pengelolahan induk
Pengelolahan induk beryujuan untuk meningkatkan produktivitas dari usaha pembenihan ikan, produksi benih secara kontinyu tergantung dari ketersediaan induk dan vasilitas yang mendukung oleh sebab itu produksi benih harus sesuai dengan fasilitas yang ada dan ketersediaan induk yang siap di pijahkan
Usaha pemeliharan induk ikan jambal siam (Pengasius sutchi) memerlukan regenerasa induk. Induk yang tersedia adalah induk yang dewasah dan matang gonad. Induk ikan tersebut pada waktu tertentu akan tua ( afker ) sehingga induk yang afkir harus dig anti dengan induk yang udah induk dewasah biasanya afkir setelah memijah 5-6 kali pemijahan maka induk tersebut sudah tidak layak pake.
Ketersediaan induk di kolam berhububgan debungan dengan pengelolahan induk. Induk dewasah di tempatkan pada kolam yang sama, sedankan induk yang mudah di pijahkan di tempatkan di kolam yang berbeda dengan induk dewasah.penempatan induk yang berbedah di kolam bertujuan untuk mengoptimalalkan perkembangan induk tersebut
D) Pemeliharaan induk .
Induk yang telah di seleksi di tempatkan khusus kolam induk.Induk jantang dan betina bias di pelihara secara bersamaan di dalam kolam padat penebaran induk di dalam kolam adalah 4 kg/m2 .
Air kolam induk dapat berasal dari air sungai , waduk, danau dan air hujan ataupun sumber air lain. Saumber air yang tercemar sebaiknya di hindarkan masuk kedalam kolam karena dapat membuat ikan mati secara masal.salama pemeliharaan induk ikan jambal siam sebainya di lakukan pengontrolang setiap hari di lakukan pengontrolan pintu pemasukan dan pengeluaran .
Pemberian pakan pada induk ikan di lakukan 3 kali sehari. Jumlah pakan yang di berikan adalah 3 % dari berat ikan di yang kita pelihara. / hari. Kadar protein untuk induk jambal siam 30-35 %. Peninkatan pakan buatan paprika dapat di lakukan dengan mencampur pakan buatan paprika dengan tepung ikan atau yang lainya yang memiliki kadar protein yang lebih tinggi. Pemberian pakan di lakukan sebulang sebelumn pematang gonad. Kadar protein yang baik dapat mempengaruhi kualitas telur ikan. Telur ikan yang berkualitas baik akan berpengaruh terhadap daya tetas telur. Sumantadinata (1983) menjelaskan bahwah factor yang mempengaruhi daya tetas telur adalah sebagai berikut :
1. Kualitas telur yang baik di pengaruhi oleh aspakan yang di berikan peda induk dan tingkat kematangan telur.
2. kuaklitas telur di pengaruhi oleh lingkungan, antar lain kualitas air yakni suhu air, O2 CO2 dan NH3 terlarut.
3. Gerakan air yang terlalu kuat dapat menyebaabkan terjadinya benturan yang keras di antara telur itu sendiri.






















2.3 Budidaya ikan nila (oreokromis nilotika )
Ikan nila bersal dari benua Afrika, namun sekarang telah tersebar dan berkembang secara alami di berbagai belahan dunia. Ikan nila dapat dipelihara di kolam, waduk keramba jaring apung, sawah, tambak, dan perairan lainnya, ikan nila dapat dibudidayakan secara monokultur atau polikultur dan terpadu dengan ternak.
Permintaan dan kebutuhan ikan dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, sebagai akibat pertambahan penduduk dan perubahan konsumi masyarakat ke arah protein hewani yang lebih sehat. Sementara itu pasokan ikan dari hasil penangkapan cenderung semakin berkurang.
Guna mengatasi keadaan ini, maka pengembangan budidaya perairan merupakan alternatif yang cukup memberikan harapan. Hal ini didukung oleh potensi alam Indonesia.Budidaya ikan berpeluang besar menjadi tumpuan bagi sumber pangan hewani di masa depan.
A. Klasifikasi ikan nila (oreokromis nilotika)
Filum : Chordata
Sup filum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Sub kelas : Acanthopthrii
Crdo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Jenis : Oreochromis niloticus
Setiap species memiliki ciri–ciri khas, pada ikan nila adalah garis vertical yang bewarna gelap di sirip ekor sebanyak enam buah. Garis vertical itu juga terdapat pada sirip punggung dan siri[ dubur. Sedangkan ikan mujair tidak mempunyai garis-garis vertical di ekor, Sirip punggung dan sirip dubur (Suyanto 1994)



B. Habitat ikan nila Gift
Seperti ikan air tawar pada umumnya, nila gift hidup di tempat–tempat yang airnya agak dangkal, ikan nila termasuk ikan yang sangat tahan terhadap perubahan lingkungan hidup. Nila dapat hidup di air tawar, air payau dan di air sedikit asin. Ikan nila yang ukuran lebih kecil lebih tahan terhadap perubahan suhu di bandingkan ikan yang ukuran besar.
Keadaan suhu optimal untuk ikan nila Gift 25-30 o C, pH 7-8, oksigen terlarut 3-5 ppt. Oleh karma itu ikan nila lebih cocok di pelihara di dataran rendah sampai ketinggian 500 M dari permukan laut (Suyanto 1994)
C. Makan dan kebiasaan makan
Ikan nila memerlukan sumber energi yang berasal dari makanan untuk pertumbuhan dan mempertahankan kelangsungan hidup. Ikan nila gift yang berkembang di perairan alami bersifat herbifora atau pemakan tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi, ikan bila gift yang di pelihara di kolam bersifat omnifora atau pemakan segala.
















2.4 Budidaya Lopster capit merah
a) Anatomi dan Bialogi
Secara morfologi spesies-spesies lobster air tawar termasuk dalam genus Cherrax, famili Parastacidae, Ordo Decapoda,kelas Malostrca, sub filum Crusteacea dan filum Arthopoda. Umumnya lobster air tawar memiliki ciri-ciri morfologi tubuh terbagi menjadi 2 bagian yakni kepala (Chephalothorax) dan badan (Abdomen) Antara kepala bagian depan dan bagian belakang di kenal dengan nama sub- Chephalothorax. Cangkang yang menutupi kepala di sebut Karapak (Carapace) yang berperan dalam melindungi organ tubuh seperti otak, insang, hati dan lambung. Karapak berbahan zat tanduk atau Kitin yang tebal yang merupakan nitrogen Polisakarida (C6 H13 O5 N) x yang di sekresikan oleh kulit epidermis dan dapat mengupas saat terjadi pergantian cangkang tubuh (Moulting). Di lihat dari organ tubuh luar lobster air tawar memiliki beberapa alat pelengkap sebagai berikut :
a. Sepasang antena yang berperan sebagai perasa dan peraba terhadap pakan dan kondisi lingkungan
b. Sepasang antena untuk mencium pakan dan satu mulut dan sepasang capit (Celifed) yang lebar dengan bentuk ukuran lebih panjang di bandingkan dengan luas dasar capitnya.
c. Enam Ruas badan (Abdoman) agak memipih dengan lebar badan rata-rata hampir sama dengan lebar kepala
d. Satu ekor tengah dengan Telson memipih sedikit lebar, dan di lengkapi duri-duri halus dan terletak di semua bagian tepih ekor samping ( Uroppod) yang memipih.







e. Enam Kaki renang (Pleopod) yang berperan dalam melakukan gerakkan renang. Di samping sebagai alat untuk bernang, kaki renang pada induk betina yang sedang bertelur memiliki karakteristik memberikan gerakkan renang dengan tujuan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dan larva dapat terpenuhi. Kaki renang juga di gunakkan untuk membersihkan telur atau larva dari tumpukan kotoran yang vterendam.
f. Empat pasang kaki untuk berjalan
b) Habitat Dan Penyebarannya
Lobster air tawar sadalah ssalah satui genus yang termasuk dalam kelompok udang (Crustacea) air tawar yang secara alami memiliki ukuran tubuh relative besar dan memiliki siklus hidup yang hanya di lingkukngan air tawar Beberapa nama Internasional Lobster air tawar adalah Crayfish, Craw fish, dan Craw dad. Berdasarkan penyebarannya di dunia ada 3 famili lobster air tawar yakni famili Astacidae, Cambaridae Prastacidae.Lobster air tawar Astacidae dan Cambaridae tersebar di belahan bumi utara.
air tawar capit merah (red claw), merupak salah satu species endemic dari kelompok udang yang pada awalnya hidup di habitat alam seperti sungai, rawa, yang ada dikawasan quensland, Australia secara khusus, ciri-ciri morfologi lobster air tawar capit merah adalah warna tubuihnya hijau kemerah-merahan, dengan warna dasar begian atas capit berupa garis merah tajam, terutama induk jantan yang telah berumur lebih dari 7 bulan
Selain itu, memiliki duri-duri kecil yang terletak di atas seluruh permukaan capit yang dilengkapi duri berwarna putih di atas permukaan setiap segment capit, telur berwarna kuning kemerahan yang memiliki masa pengeraman telur 32-35 hari dengan suhu air 20-220C. lobster air tawar capit merah dapat hidup dan tumbuh pada suhu 20-370C. meskipun demikian suhu air optimum yang paling tepat kurang lebih untuk hidup dan tumbuh adalah 23-310C. sementara itu toleransi terhadap kandungan oksigen didalam air adalah 1 ppm, keasaman 6-9,5 dan amoniak 1 ppm.
c) Seleksi Berdasarkan Jenis Kelamin
Lobster air tawar merupak species dimopys yakni terdiri dari Janis kelamin jantan dan betina. Jenis kelamin jantan lobster air tawar dapat dibedakan secara pasti jika usianya telah mencapai 2-3 bulan dengan panjang total rata-rata 4-6 cm. ciri-ciri primer pembeda Janis kelamin calon induk lobster air tawar adalah bentuk yang terletak di tangkai jalan dan ukuran capit. Sementara itu ciri-ciri sekunder yang dapat dilihat secara visual adalah kecerahan warna tubuhnya calon induk jantan memilki tonjolan didasar tangkai kaki jalan kelima jika penghitungan dimulai dari kaki jalan dibawah mulut ciri lobster air tawar betina adalah adanya lubang bulat yang terletak didasar kaki ketiga. Berdasarkan capitnya, calon induk jantan memiliki ukuran capit 2-3 kali lebar buku pertama (tangkai capit) dan calon induk betina memilki ukuran capit yang sama atau 1,5 kali buku pertama.
















BAB III
METODOLOGI



3.1 Waktu dan tenpat
Tanggal :
Hari :
Tempat :
3.2 Sejarah singkat BBPBAT Sukabumi

Sejarah BBPAT dimulai sejak tahun 1920-1942 sebagai culture school (sekolah perkebunan) tetapi sering pula disebut sebagai landbouw school (sekolah pertanian). Pada tahun 1943-1945 berubah menjadi noogako, dan tahun 1946-1953 berubah lagi menjadi sekolah pertanian menengah namanya kemudian diganti menjadi pusat latihan perikanan pada tahun 1954-1967, dan selanjutnya pada tahun 1968-1975 berfungsi sebagai training center perikanan.
Tahun 1976-1977 berkembang menjadi pangkalan pengembangan pola keterampilan budidaya air tawar, dan akhirnya pada tahun 1978 sampai sekarang menjadi balai budidaya air tawar, yang merupakan unit pelaksana terkni (UPT) direktorat jendral perikanan.
3.3 keadaan umum
BBPBAT Sukabumi terletak di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Tepatnya sekitar 3 km kearah obyek parawisata Selabintana atau 120 km dari Jakarta menuju arah tenggara. Suhu udara berkisar 20-27 derajat celcius dengan ketinggian + 700 meter diatas permukaan laut.
Luas Areal 25,6 Ha yang terdiri dari 12 Ha areal perkolaman 2 Ha areal pesawahan dan sisanya dipergunakan untuk perkantoran, perumahan karyawan serta sarana penunjang lainnya.
Sumber air untuk perkolaman berasal dari sungai Panjalu dan Cisarua keduanya berasal dari kaki Gunung Gede.

3.4 kedudukan
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kelautan dan Perikanan dibidang budidaya airtawar yang berada dan bertanggung jawab kepad Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
3.5 Tugas dan Fungsi
Tugas :
Melaksanakan pengembangan dan penerapan teknik perbenihan, pembudidayaan, pengelolaan kesehatan ikan dan pelestarian perlindungan budidaya air tawar
Fungsi :
1. Identifikasi dan perumusan program pengembangan teknik budidaya air tawar;
2. Pengujian standar perbenihan dan pembudidayaan ikan air tawar;
3. Pengujian alat, mesin dan teknik perbenihan serta pembudidayaan ikan air tawar;
4. Melaksanaan bimbingan penerapan standar perbenihan dan pembudidayaan ikan air tawar;
5. Melaksanaan sertifikasi mutu dan sertifikasi personil perbenihan dan pembudidayaan ikan air tawar;
6. Melaksanaan produksi dan pengelolaan induk penjenis dan induk dasar ikan air tawar;
7. Pengawasan perbenihan, pembudidayaan ikan serta pengendalian hama dan penyakit ikan air tawar;
8. Pengembangan teknik dan pengujian standar pengendalian lingkungan dan sumberdaya induk dan benih ikan air tawar;
9. Pengelolaan sistem jaringan laboratorium penguji dan pengawasan perbenihan dan pembudidayaan ikan air tawar;
10. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi pembudidayaan ikan air tawar;
11. Pengelolaan keanekaragaman hayati;
12. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
3.6 Visi dan misi
Visi :
Mewujudkan Balai Besar Sebagai Institusi Pelayanan Prima dalam Pembangunan dan Pengembangan Sistem Usaha Budidaya Air Tawar yang Berdaya Saing, Berkelanjutan dan Berkeadilan.
Misi :
1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan
2. Mengembangkan rekayasa teknologi budidaya berbasis akuabisnis dan melaksanakan alih teknologi kepada dunia usaha
3. Mengembangkan sistem informasi iptek perikanan
4. Meningkatkan jasa pelayanan dan sertifikasi
5. Memfasilitasi upaya pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan
3.7 Tujuan dan sasaran
Tujuan :
1. Meningkatkan profesionalisme sumberdaya manusia Balai Besar;
2. Meningkatkan efektifitas dan produktifitas kinerja Balai Besar;
3. Menyediakan teknologi adaptif;
4. Menyediakan benih dan induk bermutu;
5. Mempercepat penyebarluasan iptek perikanan;
6. Memperkuat peran balai besar sebagai pusat iptek budidaya;
7. Meningkatkan keterampilan pembudidaya ikan dan pendamping teknologi;
8. Meningkatkan kualitas produk perikanan budidaya;
9. Meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP);
10. Melestarikan sumberdaya perikanan budidaya;
11. Memelihara lingkungan budidaya perikanan
Sasaran
1. Tersedianya tenaga teknik, administrasi yang profesional;.
2. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang memadai;.
3. Tersedianya paket teknologi budidaya;.
4. Tersedianya induk, benih ikan yang unggul;.
5. Tersedianya informasi iptek perikanan;.
6. Tersedianya koleksi referensi yang lengkap dan terkini;.
7. Terwujudnya pembudidaya ikan dan tenaga pendamping yang profesional;.
8. Tersedianya produk perikanan budidaya yang bersertifikat;.
9. Tersedianya jenis ikan lokal dari alam menjadi jenis ikan kultur/dibudidayakan;.
10. Tercapainya usaha budidaya yang ramah lingkungan;.
11. Tercapainya target penerimaan negara bukan pajak..
















BAB IV
HASIL DAN PENBAHASAN



Komoditas yang dibudidayakan di BBAT sukabumi meliputi ikan nila,mas, lele, gurame, udang galah, kodok lembu, sidat, mola dan ikan hias yang meliputi koi,arwana,super red dan mega red.
4.1 Teknologi pembenihan ikan gurami (Osphronemus gourami sp)
a) Pemijahan
Ikan gurami dapat memijah sepanjang tahun namun produktifitasnya labih tinggi teruttama pada musim kemarau. Yang perlu di perhatikan dalam melakukan pembenihan ikan gurami adalah padat tebar, panen telur, tata latak sarang dan kualitas air pemijahan serta kualitas air penetasan telur.Dalam melakukan pemijahan padat tebar yang di lakukan adalah 1 : 3 ekor / m3 padat tebar induk ikan di kolam bias perpasangan dengan cara penyekatan kolam dengan menggunakan bamboo atau bias junga dengan arring ataupun dengan cara Komunal ( satu kolam di tebar beberapa pasang induk ikan gurami ). Satu kilo indok dapat memproduksi telur sebanyak 1500-2500 butir
Sarang di letakkan 1-2 m dari bahan sara. Sarang di pasang sejajar dengan permukaan air dan menhadap kearah bahan saran.Biasanya bahan saran dari ijuk ataupun sabuk kelapa agar induk ikan gurami mudah mengambilnya. Bahan saran di letakkan di atas permukaan air saperti gambar di bawah ini





Bahan sarang
Sarang
Gambar 1. bahan sarang dan sarang
Pengecekan telur di lakukan setiap pagi dengan cara dengan menggerakan saran dan jika pada saat di gerakan keluar semacam minyak atau telur maka ikan gurami tersebut sudah memijah dan saran sudah berisi telur yang siap di tetaskan. Sarang yang sudah berisi telur di angkaat dengan perlahan untuk di teteskan di wadah penetasan.
b) Penetasan telur
Dalam proses penetasan telur gurami biasanya di gunakan wadah baskom, bak beton. Penetasan telur ini di lakukan kurang lebih 18-24 jam dengan suhu 28-30 oC Dalam penetasan telur kondisi air harus di perhatikan supaya kondisi telur tetap baik dan dalam penetasan tetap berjalang dengan baik.
c) Pemeliharaan
Pemeliharaan di lakukan selama 2 minggu, Dalam pemeliharaan di bak larva di beri pakan berupa kakan alami ataupun pakan buatan tetapi di dalam bank sebaiknya paan yang di berikan adalah pakan alami karena tidak mencemari wadah pemeliharaan
d) Pemanenan
Pemanenan larva di lakukan setelah 2 minggu lama pemeluiharaan di dalam bak, pemanenan sebaiknya di lakukan di pagi hari atau soreh hari. Setelah pemanenan benih ikan gurami siap di dederkan / di tebar ke kolam pembesaran.
e) Penanggulangan penyakit
Tindakan pencegahan penyakit ikan adalah di lakukan dengan pemberian garam dapur 400gr/m3 setiap bulan pada air pemeliharaan.
4.2 Teknologi pembenihan ikan jambal siam (Pengasius Hiphpthalmus)
a) Seleksi induk
Induk jambal siam dapat di pijahkan setelah berumur 2-3 tahun. Pada umur tersebut induk jambal siam telah memiliki berat 2-5 kg/ekor. Ciri-ciri ikan jaambal siam betina adalah memiliki bentuk urogenetal bulat dan perut relative besar di bandingkan dengan induk jantan
Ciri-ciri induk yang matang gonad yaitu :
Jantan Betina
 Bagian kelamin kemera-merahan
 Jika perut di urut kebagian genetalia kan keliar cairan putih kental
 Gerakan lincah  Bagian perut membesar ke bagian urogenetalia
 Alat kelamin berwarna kemera-merahan
 Jika perut di urut akan keluar telur
 Jika di raba terasa lembek
 Gerakan lambat

Induk yang telah di seleksi di berok selama 1-2 hari. Selama pemberokan air di alirkan secara terus menerus tujuan pemberokan adalah untuk mengurangi lemak yang ada di saluran pengeluaran telur sehingga pada saat pemijahan proses pengeluaran telur lancer. Jika Bagian perut induk setelah di berok masih besar, Induk tersebut di kanulasi untuk menentukan apakah induk suah siap atau belum.
b) Penyuntikan
Penyuntikan induk bertujuan untuk merangsan induk ikan yang siap di pijahkan dengan cara penyuntikan hormone kedalam tubuh ikan akhir-akhir ini banyak di lakukan di Indonesia. Selain lebih praktis Pemijahan ikan dengan penyuntikan hormone lebih efisien. Penyuntikan hormone ke dalam tubuh induk adalah untuk meransang induk untuk mengeluarkan sel telur dari ovarium dan sel sperma dari testis oleh karma itu binduk yang I suntik harus sudah matang gonad. Dosis yang di gunakan untuk menyntik ikan jambal siam biasanya dengan dosis 0,5 ml/kg. Hormon tersebut di suntikkan 2 kali dengan interval penyuntikan pertama dengan dua adalah 6-8 jam. Hormon yang di suntikkan pertama adalah 25% dan yang kedua 75% di suntik pada kedua sisi punggun 2 cm dari sirip punggun.
Induk yang telah di suntik kemuian di simpan secara terpisah di di bak, Fiber atau di hapa. Kualitas air yang I gunakan untuk penyimpanan adalah oksingen 6-8 ppm, Suhu 26-30oC, pH air 6,5-8, untuk mempertahankan kualitas air tetap baik maka di lakukan pengaliran air secara terus menerus.
c) Pembuahan telur
Pembuahan telur ikan jambal siam di lakukan secara kering artinya sperma yang akan di aduk dengan telur tidak di tambahkan air. Setelah mengeluarkan telur dari betina induk jantang di tangkap dan bagian tubuh induk di lap agar kering. Setelah tubuh induk sudah kering maka sperma induk di keluarkan dan di campur dengan telur.Pengurutan di awali dengan penekanan perut induk bagian depan kearah lubang papela. Pada awal pengurutan inuk jantan biasanya keluar cairan bening. Cairan tersebur harus dibuang karena mengandung air. Cairan yang di masukkan kedalam wadah penampungan telur yang berwarna putih susu.
d) Penetasan telur
Dalam penetasan, sebaiknya wadah penetasan di cuci dan I salinitasi terlebih dahulu Demikian juga air yang di gunakan untuk penetasan telur sebaiknya di saring terlebih dahulu selanjutnya aerator dan otomatik heater di pasang didadam wadah penetasan. Suhu air dalam penetasan adalah 28-30oC. Telur yang telah di campur dan di aduk secara merata di tebar ke dalam wadah penetasan. Selanjutnya telur akan menetas setelah 18-20 jam kemudian.
e) Pemeliharaan larva
Larva yang baru menetas masih memiliki kantung kuning telur di tubuhnya sebangai sumber makanan. Larva yang baru menetas dipindahkan ke wadah pemeliharaan larva. Atau tetap pada wadah penetasan dan jika tempat penetasan airnya keruh sebaiknya diganti karena jika tidak dig anti maka akan mengakibatkan kematian secara masal.
Kantun kuning telur akan habia dalam waktu 2 hari setelah menetas oleh karma itu larva jambal siam di beri pkan jika tidak di berikan pakan maka larva tersebut akan bersifat kanibal. Suhu di dalam wadah pemeliharaan sekitar 25-28 oC.
Pemberian pakan pada jambal siam di lakukan sebanyak 8-10 kali sehari. Jumlah pakan ikan yang di berikan secukupnya. Larva ikan jambal siam yang berumur di beri pakan berupa dapnia sp, tubifex sp. Dan artemia sp.
f) Penanggulangan penyakit
Penyakit yang biasanya menyerang jambal siam adalah parasit. Pencegahan dapat di lakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200gram/m3 setiap 10 hari selama masa pemeliharaan.























4.3 Teknologi pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus )
Pembenihan di BBAT Suka bumi Di lakukan dengan cara alami yanitu induk di tebar dengan perbandingan 1 : 3 ke dalam bak, selanjutnya setelah memijah dan telurnya menetas maka larva ikan tersebut di serok dan di tempatkan di wadah pemelihaaraan larva. Sebelum melakukan pemijahan ada beberapa alat, bahan dan wadah yaitu sebagai berikut :
a) Seleksi induk
Ikan nila sudah bisa memijah dengan umur 7 bulan dengan perbandingan
1 : 3 yaitu satu jantang dan tiga betina. Ciri-ciri ikan jantang dan betina yaitu :
Betina Jantang
 Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
 Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
 Warna perut lebih putih
 Warna dagu putih.
 Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.  Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
 Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
 Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman
 Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan


b) Pedoman teknis
a. Persiapan wadah pemijahan
 Induk ikan nila yang selama pemeliharaan diberi pakan bermutu tinggi dalam jumlah yang cukup dan sudah didesinfeksi agar bebas hama dan penyakit
 Induk jantan yang telah matang gonad berwarna hitam kelam, bagian dagu putih, alat kelamin meruncing dengan warna putih bersih dan ujung sirip ekor dan sirip punggung berwarna merah cerah. Induk betina yang telah matang gonad mempunyai badan yang berwarna hitam kelam, bagian dagu putih.
 Induk harus sudah memijah tidak lebih dari 6 kali
 Kolam hendaknya dengan dasar pasir.
b. Pemijahan
 Ikan nila dapat dipijahkan secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan hormon), semi buatan (dengan pemberian rangsangan hormon dengan proses ovulasi secara alamiah), dan buatan (dengan pemberian rangsangan hormon dengan proses ovulasi dan pembuahan dilakukan secara butan)
 Rangsangan agar induk dapat memijah dapat dilakukan dengan cara manipulasi lingkungan seperti pengeringan kolam, pengaliran air baru dan pemberian lumpur pada dasar kolam atau dengan cara hormonal/teknik hipofisasi.
 Setelah induk ikan betina memijah maka di dalam kolam yang telah disterilisai, induk-induk ikan tersebut diberi kejutan agar segera mengeluarkan telur yang dierami di dalam mulutnya ke media wadah.
 Telur ditetaskan ditempatkan dalam media wadah dan induk dikembalikan kedalam kolam pemijahan
.
c. Penetasan telur
 Penetasan sebaiknya dilakukan di dalam akuarium/kontainer dengan kondisi lingkungan yang menyerupai mulut ikan nila.
 Wadah penetasan telur harus bersih dan telah dikeringkan 1-2 hari, dan telah direndam dengan larutan KMnO4 dengan dosis 20 ppm atau Malachit 5-10 ppm selama 15-30 menit. Air yang digunakan harus berkualitas baik dan baru seperti dari sumber air, sumur, air irigasi yang telah difilter Aliran air dengan debit 10-15 l/menit. Pemeliharaan larva dan benih dipersiapkan secara cermat

.





















4.4 Teknologi pembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawar merupakan usaha untuk mendapatkan benih atau anakan. Perameter kebersihan usaha pembenihan lobster air tawar adalah dioperolehnya jumlah benih yang banyak dengan kualitas baik dan tingkat kematian rendah
A. Pengadaan dan pemilihan calon induk
Anakan yang di hasillkan dari sepasang induk hanya sekitar 5% yang sangat layak di jadikan indukan. Dengan jumlah yang sangat sedikit tersebut berarti ketersedian induk berkualitas yang dijual di pasaran juga sangat terbatas, di karenakan peternak penghasil indukan juga akan menyimpan calon induk berkualiltas terbaik hasil budidaya dan hanya sebangaian di lepas di pasaran.
Dengan terbatasnya ketersedia atau stok calon induk yang berkualitas maka peternak harus mampu mendapatkan induk yang berkialitas. Untuk mendapatkan calong indukan, peternakan harus melakukan seleksi atau pemilihan calon induk.
Induk lobster akan mengalami matang gonad pada umur 6-7 bulan. Oleh karena itu, jika ingin membeli calon induk, sebaiknya membeli calon induk sebelum umur tersebut, atau memilih calon induk yang sudah berumur 5 bulan. Ini dimaksud agar calon induk memiliki waktu yang cukup, tetapi tidak terlalu lama baradaptasi dengan lingkungan barunya sebelum melakukan perkawinan

B. Perawatan Calon Induk di Dalam Bak
Jika calon yang di pilih kurang dari lima bulan atau masih berumur 2-3 bulan, sebaiknya dimasukan terlebih dahulu ke dalam bak. Ini dimaksudkan agar proses pertumbuhannya cepat. Selain itu, dengan memelihara calon induk sejak umur tersebut hingga siap dikawinkan dapat diketahui calon-calon induk berkualitas. Calon induk di pelihara di dalam bak hingga umur lima bulan.
Calon-calon induk yang sudah di beli segera dimasukan dalam bak pada dasarnya, proses pemasukan calon induk ke dalam bvak cukup mudah, yaitu satu persatu calon induk yang sudah di beli dimasukan kedalam bak dengan menggunakan tangan. Dalam memasukan induk ker dalam bak atau aquarium harus di lakukan dengan hati–hati.agare calon induk lobster tidak menjepit tangan maka jari-jari tangan memegang abdomen bagian atas
Calon induk di besarkan di dalam bak harus di kontrol yang baik. Pemberian pakan dengan jumlah dan frekuensi yang tepat akan mendukung pertumbuhan calon induk. Selain itu, juga dapat menjegah terjadinya saling memangsa di antara calon-calon induk. Pakan yang di berikan berupa pelet udang galah atau cacing merah. Pakan tersebut di berikan dua kali sehari, yaitu pukul 08.00-09.00 dan pukul 16.00-.17.00. jumlah pakan yang diberikan di sesuaikan dengan kemampuan lobster. Pakan di berikan dengan cara memasukan pakan ke dalam kolam sedikit demi sedikit jika lobster terlihat sudah tidak mau makan, sebaiknya pemberian pakan di hentikan
Selain pemberian pakan, kualitas air bak juga perlu diperhatikan terutama kandungan oksigen dan amoniaknya. Kandungan oksigen di dalam air harus cukup dan tidak boleh kurang. Jika kandungan oksigen kurang, calon induk akan mengalami stres, bahkan mati. Untuk itu, bak harus dilengkapi aerator atai pompa air. Alat pensuplai oksigen tersebut harus dinyalakan terus menerus selama 24 jam
Untuk menjegah tingginya kandunhgan amoniak, sebaiknya bak dikuras dan diganti airnya setiap tiga minggu sehari. Mengenai proses pengurasan dan penggantian air bak akan dibahas di bab 5 tentang pembesaran air tawar
C. Jenis kelamin
Membedakan jenis kelamin pada lobster sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan memperhatikan ada tidaknya warna merahpada ujung capitnya. Namun, cirri tersebut baru bisa dilihat seperti anakan sudah berumur 2-3 bulan. Jika dibagian ujung capit besar sebelah luar warna merah, dapat dipastikan bahwa lobster red claw tersebut berjenis kelamin jantan. Sementara red claw betina tidak ditemukan warna merah dicapit sebela luar. Warna capit betina tetap sama dengan warna tubuhnya. Namun, terkadang pada calon induk betina sering dijumpai warna orange diujng capit bagian dalam
Sebenarnya penentuan jenis kelamin pada red claw sudah bisa dilakukan pada umur 2-3 bulan.ciri fisik utama yang dapat dilihat adalahjika pada bagian pangkal sepasang kaki paling belakang timbul benjolan maka dipastikan lobster tersebut berkelamin jantan, sedangkan pada betina benjolan muncul disepasang kaki ketiga dari belaka
Selain ciri tersebut,jenis kelamin pada lobster dapat diketahui kecepatan pertumbuhannya. Anakan dengan ukuran tubuh dan capit yang lebih besar dapat dipastikan berjenis kelamin jantan. Semtara betina ukuran tubuh lebih kecil. Namun cirri yang terakhir ini hanyar bisa diterapkan pada anakan dengan induk dan umur yang sama
D. Perkawinan induk
Calon induk yang sudah di masukan kedalam aquarium akan mengalami proses adaptasi. Dalam jangka waktu sekitar satu bulan lebih atau di perkirakan telah berumur 6-7 bulan, calon induk akan melakukan perkawinan. Proses perkawinan calon induk bias anya te4rjadi pada malam hari atau menjelang pagi. Induk betina yang siap memijah tampak bergerak aktif mendekati jantan. Biasanya induk jantan dan betina yang berjodoh akan selalu bersama sebelum kawin. Setelah beberapa saat, induk betina akan membalikan tubuhnya denghanm poasisi terlentang. Pada saat itu jantan akan segera mengawini dan berkopulasi dengan bentuk Y. biasanya proses ini berlangsung sekitar 0.5-1 jam. Sekitar 10-15 hari setelah perkawinan induk betina akan mengeluarkan telur
E. Pemindahan induk ke aquarium
Induk betina yang sudah mulai mengeluarkan telur di tandai dengan seringnya berdiam diri dalam pipa paralon dan terlihat ekornya terlipat ke dalam. Induk beti9na yang demikian sebaiknya segera di pindahkan ke aquarium pengeraman dan penetasan. Namun, sebelum dipindahkan siapkan aquarium dan isi air hingga ketinggian 25-30 cm.
Setelah semuanya siap, induk betina yang mulai mengeluarkan telur dan mulai mengerami telurnya segera di pindahkan. Induk betina di pindahkan bersama pipa paralon yang sedang di tempatinya berdiam diri. Proses pemindahan harus harus dilakukan dengan hati-hati agar induk tidak bergerak keluar dari pipa saat diangkat dari aquarium perkawinan. Pemindahan induk bersamna pipa lebih menjamin keselamatan telur yang ada di bawah tubuh induk. Jika dipindahkan menggunakan tangan, dikawatirkan induk memberomntak. Apabila hal itu terjadi, kemungkinan telur rontok atau lepas dari tubuh induk lebih besar.
Setiap aquarium pengeraman, sebaiknya ditempati satu ekor induk betina yang sedang mengerami telur. Namun, jika terdapat induk betina yang juga mengerami telur secara bersamaan atau umur telurnya sama maka dapat di tempatkan di aquarium yang sama pula. Jumlah induk betina yang vsedang mengerami telur dalam satu aquarium penetasan maksimal dua ekor. Induk-ibnduk betina tersebut tidak akan saling mengganggu dan tidak akan terjadi kanibalisme.
F. Pengeraman dan penetasan telur
Induk betina akan melindungi telurnya yang menempel di bagian bawah tubuhnya dengan cara melipat ekornya ke dalam. Biasanya induk yang mengeram lebih sering berdiam diri di dalam pipa paralon.
Sekitar 19 hari setelah kawin atau 4 hari setelah keluar telur yang pertama, semua telur akan keluar dengan warna kuning. Sekitar dua ninggu demikian, telur akan berubah warna dari kuning menjadi orange. Memasuki minggu ke empat muncul bintik-bintik hitam. Bintik-bintik tersebut menandakan bahwa dalam waktu beberapa hari lagi telur akan menetas. Telur akan menetas diakhir minggu kelima.
Setelah telur menetas semuanya, benih masih tetap menempel di tubuh induknya. Benih tidak langsung lepas dari tubuh induknya, karena masih membutuhkan makanan berupa lender di tubuh induk. Benih baru mulai leopas dari induknya setelah 4-5 hari setelah menetas. Benih tersebut sudah berbentuk udang menyerupai induknya. Padasaat benih mulai ada yang lepas, sebaiknya dimasukan pipa paralon berdiameter paling kecil.



G. Pelrawatan larva lobster
Benih atau anakan yang sudah di panen atau di rontokan dari induknya tetap dipelihara di dalam aquarium penetasan hingga umur satu bulan. Namun, aquarium harus di beri pipa paralon dengan jumlah mendekati sama dangan banyaknya benih. Selain itu, ketinggian air di kurangi hingga hanya sekitar 10-12 cm.
a. Pemberian Pakan
Benih lobster dapat di beri pakan D. nol, yaitu pellet udang galah. Pemberian pakan tersebut di lakukan setiap sore hari sekitar pukul 16.00-17.00 dengan jumlah yang di perkirakan mampu di makan oleh semua benih hingga habis pada keesokan harinya. Jika keesokan harinya masih terdapat sisa pakan maka pada hari itu tidak perlu di beri pakan lagi.
Selain pellet udang gala, benih juga bisa di berikan pakan tambahan lain berupa cacing sutera sebenarnya lebih menguntungkan di banding dengan pellet. Pakan cacing sutera tidak membuat air aquarium cepat kotor seperti pakan pellet karma cacing sutera yang di berikan dalam keadaan hidup. Selama beberapa hari pun cacing sutera bisa bertahan hidup di dalam aquarium. Untuk itu, sebaiknya di dalam aquarium selalu tersedia cacing sutera yang cukup. Ini juga di maksudkan untuk mencegahan sifat kanibal antar benih.
b. Penyedotan Kotoran dan Pengurasan Air Aquarium
Perlu diketahui bahwa tingkat kematian benih lobster hingga umur dua bulan setelah panen bisa mencapai 10-15%. Kematian benih lobster umumnya disebabkan oleh kualitas air yang jelek, terutama kandungan amoniak yang tinggi akibat kondisi air aquarium yang kotor. Biasanyaair aquarium yang kotor disebabkan oleh sisa pakan yang tidak termakan dan kotoran benih lobster. Oleh karnanya, air aquarium harus di bersihkan agar kondisinya bersih sehingga jumlah benih yang mati dapat ditekan
Setiap tiga hari sekali, kotoran yang mengendap di dasar aquarium sebaiknya di sedot dengan menggunakan selang penyedot. Setelah semua kotoran terbuang, air aquarium di tambah sesuai dengan ketinggian air sebelum di sedot. Berkurangnya air aquarium disebabkan oleh ikut terbuangnya air saat penyedotan kotoran
Pengurasan dan pergantian air di lakukan dua mionggu sekali. Sebelum pengurasanm, terlebih dahula pipa paralon di pindahkan kedalam wadah berisi air, seperti ember sebagian. Benih yang berada di dalam p[ipa ikut dipindahkan. Sementara benih yang masih tersisa di dalam aquarium dipindahkan dengan menggunakan seropkan yang terbuat dari kain kasa atau disedot langsung dengan menggunakan selang. Diameter selang yang digunakan harus bisa di lalui oleh benih lobster, senakin besar ukuran selang semakin baik. Penyerdotan dengan selang tidak akan mencederai benih. Setelah benih dipindahkan ke dalam ember berisi air, air aquarium dikuras hingga habis. Selanjutnya bagian dasar dan dinding aquarium dibersihkan dengan menggunakan spon
Setelah bersih, aquarium di isi kembali dengan air bersih hingga ketinggian sekitar 10-12 cm. sebelum benih di masukan, sebaiknya kualitas air di cek terutama suhu dan pH-nya. Kisaran suhu air yang ideal untuk pemeliharaan benih adalah 20-240C dan pH sekitar 7-8. dan pH sesuai, benih lobster dapat di masukan kembali ke aquarium dengan menggunakan serokan kain kasa.
c. Moulting Pada Benih
Benih lobster mulai molting pada umur 2-3 minggu setelah menetas pada saat itu myuncul sifat0-sifat kanibal. Oleh karnanya, memasuki umur tersebut benih harus dikontrol secara berkala agar dapat di ketahui waktu terjadinya moulting. Benih akan moulting terlihat diam dan lemah seperti mau mati. Agar benih tersebut tidak diserang oleh lobster lain, sebaiknya didalam aquarium ditambahkan dengan pipa paralon. Dengan demikian, benih yang sedang moulting dapat bersembunyi didalam pipa sehingga dapat terhindar dari serangan benih lobster lain.


H. Pengendalian penyakit
Sampai saat ini belum ditemukan satu pun jenis penyakit yang menyerang lobster. Namun dengan demikian, peternak harus tetap waspada karena kemungkinan suatu saat akan muncul penyakit baru. Saat ini yang patut diwaspadai oleh peternak adalah serangan hama berupa tikus air, burung laut dan kucing.. hewan-hewan tersebut dapat saja memansa lobster jika peternak tidak mengontrolnya setiap saat.
I. Pemanenan
Pemanenan biasanya sama saja dengan komoditas air tawar lainnya, pemanenan sebaiknya di lakukan pada pagi hari atau sore hari.





















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan
 Kesimpulan dari hasil outcourching, pembenihan ikan air tawar di bbpat sukabumi sangat baik karena sangat terkontrol dan terjamin kualitas induknya.
 BBPAT suka bumi jungan sangat baik dalam program yang di jalankan karena dapat menerima generasi-generasi mudah dari smk untuk mempelajari pemijahan atau ikut serta menangani komoditas yang di pijahkan hingga sampai di jual atau sampei ukurang komsumsi.
 Komoditas di BBPAT sukabumi sangat banyak namun yang sempat di terankan dan di musyawarakan dengan petugas hanya beberapa komoditas saja.
5.2 Saran
 Dalam melakukan ourcourching sebaiknya di bangi beberapa kelompok sehingga mahasiswa dalam bertanya menyeluruh. Karena pada saat outcourching banyak yang hanya bermain di belakang sehingga tidak semua yang memperhatikan metateri yang di jelaskan petugas tersebut.











DAFTAR PUSTAKA


, http://www.ristek.go.id
Suyanto. H. 1998. Budidaya ikan di pekarangan. Penerbit swadaya. Jakarta
Zulkifli jangkaru. 1994. Pembesaran ikan air tawar. Penebar swadaya 2004. Jakarta.
Ir abbas siregar djarijah. 2002. Budidaya ikan nila Gift.Kanisius. Yogjakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar